Artikel-Q Untuk semua

 Apakah ayat-ayat Al Qur’an dapat membuktikan tentang Rotasi Bumi, Matahari dan Bulan?

Picture
Orang-orang yang mengingkari Al Qur’an akan selalu mencari-cari kesalahan dan
kekeliruan Ayat-ayat di dalam Al Qur’an. Mereka menyatakan bahwa tidak ada pernyataan di dalam Al Qur'an yang menunjukkan bahwa Bumi berbentuk bulat, tidak pula tertulis bahwa Bumi itu berputar pada porosnya, dan bagaimanakah AL Qur'an membuktikan bahwa satu tahun itu sama dengan 12 bulan? Mereka mendustakan keterangan Al Qur'an yang tidak sesuai dengan bukti ilmiah dan sain medern. Mereka menyimpulkan keterangan ayat AL Qur'an dalam surat Al Kahfi ayat 86, “ketika Zulkarnain menyaksikan matahari terbenam di laut berwarna hitam “. Terbit dan tenggelamnya matahari yang tertulis di dalam Al Qur’an menunjukkan bahwa keterangan AL Qur’an tersebut kontradiksi dengan sain modern dan tidak bisa diterima secara ilmiah. Para penentang dan penghujat Al Qur’an menertawakan keterangan itu, suatu hal yang mustahil matahari dan bulan saling berkejaran untuk saling mendahului (qs Yasiin 36:40). Para penghujat AL Qur’an menantang orang-orang Islam untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan mereka ; Apakah mungkin orang muslim mampu berpikir secara logis untuk menyimpulkan bahwa ayat-ayat AlQur’an dapat menunjukkan bumi berputar pada porosnya?, bulan mengellingi bumi selama jangka waktu satu bulan?,dan bagaimana membuktikan satu tahun itu 12 bulan?.

Untuk maksud tersebut, sebagai orang muslim saya akan mencoba membahas dan menganalisa keterangan ayat-ayat Al Qur'an lalu mencocokkannya dengan kejadian alam yang merupakan tanda-tanda untuk menganalisa dan mengambil kesimpulan dari keterangan yang ditulis dalam Al Qur'an.

Ayat Al Qur'an yang menerangkan tentang hubungan antara bumi, bulan dan matahari yang terlengkap , terdapat pada surat Yassin ayat 37 sampai dengan ayat40 yang berbunyi ;
“ Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan,
(37) dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
(38) Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua.
(39) Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya. (qs Yaasin 36: 37- 40) ”.

Apakah kita dapat menjelaskan keterangan ayat diatas untuk membuktikan fenomena hubungan antara bumi, bulan dan matahari? Kata-kata yang tersusun dalam ayat -ayat diatas merupakan susunan kata-kata yang mengandung makna supaya dapat dipikirkan lebih lanjut. Orang awam akan menerima keterangan ayat itu dengan apa adanya sesuai dengan apa mereka saksikan setiap harinya, sedangkan bagi para ulama islam akan mengamini keterangan tersebut sebagai rahmat dari Allah. Sementara para ilmuwan tidak akan puas sebelum membuktikan bahwa keterangan ayat tersebut harus bersesuaian dengan perkembangan ilmu pengetahuan (sain) dan logika.

Apakah ayat AL Qur'an yang diturunkan oleh Allah pada abad 6 Masehi tersebut masih relevan dengan bukti sain modern? Bagaimana metode pembuktiannya? Kenyataan bahwa Bumi berbentuk bola dan berputar baru diakui setelah abad ke 8 M (dua abad setelah diturunkan Al Qur’an), sedangkan Bumi dan planet-planet beredar mengeliling matahari baru diakui dan ditemukan pada tahun 1512 oleh Kopernikus ( 10 abad setelah Al Qur’an diturunkan). Kemudian pada perkembangan selanjutnya pada abad ke 20 ditemukan bahwa matahari hanya bagian kecil dari gugusan bintang-bintang yang disebut Galaxy (teori Milky Way). Semua bintang-bintang dalam galaxy tersebut ternyata bergerak mengitari satu titik di jagat raya. Jadi dalam hal ini ternyata sains modern menyimpulkan bahwa matahari juga bergerak bersama-sama bintang- bintang lain didalam satu galaxy. Al Qur’an pada surat Yasiin ayat 38 diatas , mengatakan bahwa matahari juga bergerak atau berjalan di tempat peredarannya pada Abad ke 6 M , jauh sebelum sains modern membuktikannya. Namun kalau kita perhatikan juga pada kata-kata di ayat 38 tersebutberbunyi “ matahari berjalan di tempat peredarannya”. Pertanyaannya  adalah “ Apakah artinya “ berjalan ditempat ?” lalu ditambahkan lagi dengan “ peredarannya ?”. Tidak ada kata lain yang dapat dimaknai kecuali “ diam ditempat dan bergerak dengan cara berotasi” , yang bermakna bahwa matahari itu bergerak pada posisi diam. Maka dapat disimpulkan bahwa matahari berotasi dalam posisi diam terhadap planet-planet lainnya. Mengapa Allah tidak menjelaskan saja dengan tegas bahwa matahari itu berotasi, tetapi menyampaikannya dengan petunjuk yang membingungkan bagi pakar sain? Mungkin saja Allah menyampaikannya dengan kata-kata kiasan agar masyarakat arab dan
sahabat nabi tidak menjadi bingung sehingga akan menimbulkan perdebatan yang tidak perlu, karena yang perlu ditanamkan bagi mereka zaman itu adalah fondamen ketaqwaan dan keimanan pada Allah untuk membangun masyarakat muslim yang kuat.
Menurut Firman Allah pada surat Al Jatsiyah ayat 13, bahwa kita harus mempelajari tentang keberadaan bumi dan benda-benda langit lainnya berdasarkan tanda-tanda yang terlihat dan menganalisa petunjuk yang difirmankanNYA, supaya dapat diambil pelajaran bagi orang-orang yang mau perpikir dan mensyukuri rahmat Allah ;
“ Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir.( Qs Al Jatsiyah 45: 13)”.
Perhatikanlah tanda– tanda kejadian alam kemudian lengkapi dengan keterangan ayat- ayat seperti dibawah ini ; “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (qs Ali Imran 3:190)”
“Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QSAl An’aam 6: 96).”
Artinya kejadian siang dan malam berlangsung secara berulang-ulang dan terjadi setiap satu siklus yaitu Siang dan malam (24 jam). Yang menyebabkan terjadinya siang adalah sinar matahari yang terbit di ufuk timur, sedangkan yang menyebabkan malam adalah terbenamnya matahari di barat. Apakah maksudnya matahari terbit di timur?
Mungkinkah matahari terbit di suatu tempat di sebelah timur bumi? Begitu juga sebaliknya apakah ada tempat matahari terbenam di sebelah barat? Apakah kata-kata ini berupa kiasan atau dalam arti yang sebenarnya? Sekiranya matahari terbit-terbenam di sebelah timur- barat , maka terdapat dua kemungkinan yaitu; 1. bumi berbentuk dataran yang sangat luas , 2. Terdapat di suatu tempat di bumi dimana matahari keluar dari sarangnya lalu pulang lagi ke rumahnya di tempat yang berlawanan. Tetapi kenapa matahari dapat terbit dan tenggelam pada tempat yang berbeda-beda di bumi?
Kenyataan ini tergantung dari arah mana kita berada dan memandangnya? Kalau kita berada di tengah laut yang luas, maka matahari terbit dan tenggelam di laut, kalau kita berada di tengah padang pasir maka matahari terbit dan tenggelam di dalam tanah, kalau kita berada di sebuah pegunungan maka matahari hilang dan muncul dari balik bukit.
Kesimpulannya adalah bahwa kata-kata terbit dan tenggelamnya matahari hanya berupa gayabahasa untuk menyatakan arah pergerakan matahari. Untuk sementara kita dapat mengambil kesimpulan bahwa matahari bergerak memutari permukaan bumi. Apakah benar demikian ?. Bagi orang yang berpikir, akan mengambil kesimpulan lain.
Sebab ada dua kemungkinannya, matahari bergerak mengelilingii bumi atau mungkin juga bumi yang berotasi. Bagaiman cara kita membuktikannya.? Tentu kita membutuhkan keterangan dari ayat-ayat al Qur’an yang lainnya. Sebab kita tidak dapat memilih satu kesimpulan dari dua kemungkinan , padahal petunjuk yang ada hanya satu . Maka kita perlu keterangan dari ayat-ayat lainnya.
Ayat yang kita gunakan untuk mendapatkan petunjuknya adalah surat Yaasin ayat 40; yang berbunyi ; “Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua.(39)
dari keterangan diatas maka pantaslah bahwa bumi dipilih Alloh untuk manusia mendiami dan hidup didalamnya.
Lalu apakah bumi berotasi dan mengitari matahari hanya Alloh yang tahu tapi dari kesimpulan diatas menandakan bahwa semua pemikiran para ilmuwan tentang rotasi dan evolusi adalah hal yang masih harus di perdebatkan dalam forum sedangkan dalam Qur'an tidak perlu diperdebatkan.
hanya Alloh yang tahu.